December 31, 2005

GENERASI YANG HILANG (???)


SINGKAT CERITA:

RUMAH PELANGI mengadakan penggalangan dana untuk keberlangsungan kegiatannya. Jarak dengan penggalangan dana sebelumnya untuk sekolah seorang penggiatnya baru selesai Agustus 2005 lalu dan ada rasa malu apakah pantas/tidakkah melakukan fundrasing lagi. Namun, banyak rekan di luar RUMAH PELANGI mendukungnya dan memberikan berbagai pertimbangan diantaranya bahwa penggalangan dana memang patut dilakukan oleh organisasi asal sesuai dengan tujuan yang baik. Ada pula yang mengatakan bahwa penggalangan dana memang harus dilakukan 24 jam dalam satu hari karena suatu organisasi selalu bergerak dimana salah satu pendukungnya adalah masukan kas. Pendapat lain lagi mengatakan, penggalangan dana tidak terhenti dengan sendirinya apabila telah memperoleh dana dari penggalangan sebelumnya karena event yang akan dilakukan organisasi berbeda. Selain itu kami mencoba membolak balik berbagai buku tentang etika-etika penggalangan dana.

Apabila tertarik mengetahui lebih lanjut, dapat membaca imel panjang dibawah ini. Selain itu kami sangat berterima kasih apabila imel ini dapat diteruskan ke beberapa rekan lain / organisasi yang sekiranya memahami tentang penggalangan dana. Tidak lupa, mohon masukan, kritik dan sarannya. Terima kasih.

======================
LATAR BELAKANG:

RUMAH PELANGI ada ketika Gunawan, Gambir, dan Desi berkumpul untuk membahas perlunya suatu wadah untuk kegiatan generasi muda. Awalnya dari ketiga orang ini yang sudah mengenal semuanya adalah Gambir yang kemudian mempertemukan Gunawan dan Desi. Pada perbincangan itu ternyata masing-masing mempunyai obsesi sama yang telah dipendam lama namun tidak jua terlaksana karena terpikirkan minimnya kemampuan. Bersamaan dengan itu ada sebuah rumah kosong yang direncanakan disewakan oleh orang tua salah seorang pendiri tersebut. Menyikapi hal tersebut mereka mensiasati agar rumah itu digunakan sebagai pusat kegiatan yang dicita-citakan, yakni dalam hal ini selaku kantor serta tempat berkumpul karena suasana lingkungan yang menarik dan berjauhan dengan rumah penduduk. Rumah tersebut terletak dikelilingi oleh 2 kolam ikan di kanan kirinya serta sawah di depan maupun belakangnya dan juga ruang-ruang kosong yang telah bersekat. Amatlah disayangkan apabila kesempatan menggunakan rumah tersebut terlepas karena disewakan pihak lain. Tindaklanjut kemudian adalah minta ijin untuk memakainya dengan menyatakan menyewanya dan itu dimulai tanggal 7 Maret 2004. Meskipun demikian sampai sekarang belum pernah terjadi transaksi berkenaan dengan itu dan organisasi belum pernah mengeluarkan biaya perawatan pula.
Pada perkembangannya, di RUMAH PELANGI ada beberapa aktivitas untuk anak dan remaja dimana ada kalanya pasang dan surut karena masih mencari format yang tepat disesuaikan kemampuan orang-orang yang terlibat didalamnya dan juga jadwal kegiatan mereka di luar komunitas. Hal yang tidak dapat disangka pada mulanya adalah banyaknya para remaja (kebanyakan anak SMA) dan juga dewasa (99.8 % pengangguran) yang rajin datang untuk ikut terlibat dalam berbagai kegiatan. Apabila menilik kampungnya mereka berasal dari beberapa kecamatan di sekeliling Muntilan, yakni Kecamatan Borobudur, Salaman, Dukun, Salam, Sawangan, Mungkid dalam radius +-25km.
Saat ini aset yang dimiliki adalah buku-buku sejumlah kurang lebih 600 buku cerita yang semuanya merupakan sumbangan. Sebuah rak buku yang digunakan untuk menatanya merupakan pinjaman dari sesepuh di dusun Kadirojo, tempat RUMAH PELANGI berada. Aset paling berharga komunitas adalah semangat rekan-rekan yang berdatangan dari berbagai kecamatan sekitar. Mereka sangat antusias akan keberadaan RUMAH PELANGI meskipun selama ini dalam kondisi “bersahaja”. Kas organisasi sama sekali 0 (nol) karena tiadanya iuran dari anggota yang terdiri dari anak-anak, remaja SMP/A, dewasa pengangguran. Kegiatan selama ini dapat terselenggara berkat “iuran-bantingan”. RUMAH PELANGI sendiri keberadaannya sudah diakui oleh organisasi-organisasi/individu-individu di sekitar Yogyakarta maupun lingkungan Kabupaten/Kodia Magelang dan mereka seringkali mengunjungi komunitas untuk melihat lebih dekat.

PERMASALAHAN:

Pemilik rumah beberapa minggu lalu menyatakan akan menyewakan rumah yang digunakan sebagai markas tersebut pada siapa saja yang menginginkan dengan nilai kontrak Rp 4.000.000,- (empat juta rupiah) selama dua tahun. Dana itu sendiri akan digunakan untuk perawatan rumah dan memasang langit-langit (eternit). Selain itu, satu hal fatal apabila kehilangan rumah untuk berteduh adalah hilangnya tempat untuk berkumpul, berkomunikasi bersama, dan melakukan kegiatan sehingga anggota akan tercerai-berai dengan kelesuan semangat serta kekhawatiran hilangnya kegiatan yang selama ini telah dibangun (GENERASI YANG HILANG).

SOLUSI:

Pada pertemuan hari Sabtu, 1 Oktober 2005 segenap anggota RUMAH PELANGI berkumpul membahasnya dan menyatakan untuk tetap mempertahankan rumah tersebut dengan pertimbangan memang sudah selayaknya komunitas melakukan perawatan/perbaikan mengingat RUMAH PELANGI sendiri dapat berdiri karena kondisi awal mensiasati hal tersebut. Pendapat para pendiri adalah, apabila siasat satu setengah tahun dulu tidak sukses / tidak diijinkan pemilik rumah, RUMAH PELANGI sampai sekarang masih merupakan obsesi dan semua yang berkumpul disini mungkin tidak/belum saling kenal. Toh, uang sewa juga akan dikembalikan pada perawatan/perbaikan rumah yang digunakan. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah dengan mengontrak (bukti tertulis) terhadap rumah tersebut, komunitas tidak akan direpotkan oleh ketidakpastian waktu penggunaan rumah. Apabila tidak ada kontrak, pemilik bisa setiap saat menggusur dengan menggunakan beberapa alasan. Ada pertimbangan pula untuk mencoba mencari rumah lain, namun hal tersebut juga akan menghadapi permasalahan yang sama dimana secara moral kita mengeluarkan sejumlah dana untuk perawatan/perbaikan rumah yang akan ditempati. Belum lagi kondisi lingkungan baru apabila pindah harus mengadakan penyesuaian-penyesuaian lagi dalam berbagai hal. Berdasarkan kesepakatan dengan pemilik, RUMAH PELANGI diberi waktu untuk mengontraknya per 1 Januari 2006.

Keputusan ingin menyewa rumah yang digunakan selama ini tentu saja berimplikasi pada bagaimana tindakan penggalangan dana. Dalam hal ini ada dua kegiatan yang dilakukan:

1. Fundraising dari masyarakat/organisasi yang peduli
Waktu realisasi: 1 Oktober 2005 – 31 Desember 2005.
Langkah yang dilakukan:
a. Melalui imel ke beberapa rekan dan milis
b. Melalui Surat Pembaca di beberapa harian.
RUMAH PELANGI akan memberikan tanda mata bagi para donatur.
Melalui imel ini sudilah kiranya rekan-rekan / organisasi berpartisipasi. Apabila tertarik
lebih lanjut dapat menghubungi: Yessy Widi Hananta ( 0819 - 3173 2866 )

2. Kegiatan/Event Lomba
Waktu realisasi: Februari 2006.
Permodalan kegiatan/event lomba ini berupa “iuran- bantingan” dari penggiat RUMAH PELANGI yang dikumpulkan semenjak sekarang. Diharapkan mendapat bantuan dana dari sponsor dan memperoleh keuntungan dari pendaftaran peserta. Upaya di atas didukung dengan pembentukan panitia “PEDULI RUMAH PELANGI”, yang terdiri dari:

Penanggung Jawab:

Yessy Widi Hananta
( 0819 – 3173 2866)
Anggota RUMAH PELANGI
Mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris semester 3 Fakultas Keguruan dan Pendidikan
Universitas Sanata Dharma – Yogyakarta

Bendahara / Sekretaris:

Fatimah Herdianti
( 0813 – 2875 8402 / 0856 – 4303 4045 )
Anggota RUMAH PELANGI Siswa Kelas 3 (XII)
SMA Negeri I Muntilan

Dewan Pengawas:

Gunawan Julianto
( 0818 - 0272 3030 / 0293 - 587 992 )
Pendiri RUMAH PELANGI
Pengangguran

Desi Derius
Pendiri RUMAH PELANGI
Relawan Perpustakaan Keliling USC-Satunama
Calon Pengajar Paruh Waktu Teater Anak di sebuah TK – di Yogyakarta

Gambir Wismantoko
( 0813 - 1818 1669 )
Pendiri RUMAH PELANGI
Petani.

Rekening:

Gambir Wismantoko
BCA Muntilan, a/c: 104 – 013 – 0272.

Imel:

Milis:

Warga-RumahPelangi@yahoogroups.com
Untuk pendaftaran milis harap kirim imel kosong ke:
Warga-RumahPelangi-subscribe@yahoogroups.com

6 comments:

Anonymous said...

Tertarik utk berkomentar,
Keberadaan RP jelas sangat positif dilihat dari visinya untuk mengorganisir pelajar/mantan pelajar dalam satu kegiatan yang positif.
Jika terbentur soal dana, solusi pertama memang harus berpikir sedikit kreatif untuk "memasarkan" potensi yang dimiliki oleh komunitas RP (hanya anggota dan pengurus yang tahu potensi ini).
Yang kedua, menggalang dana dari sumber eksternal. Bisa jadi dari organisasi massa, organisasi sosial, organisasi keagamaan yang punya perhatian yang sama dgn RP.
Pernahkah terpikir utk ke Pemda setempat (bagian pendidikan, kebudayaan atau generasi muda) utk ngobrol2 ttg kesulitan yang sedang dihadapi komunitas RP?

Jika Rumah Harus ada, memang besar masalahnya. Tapi "Tempat Berkumpul/Bertemu/Berkegiatan" tidak harus disebuah "Rumah" bukan?

Bayangkan dahulu bahwa "sekolah" bisa diadakan di bawah pohon?

Maaf kalau komentar saya terlalu sederhana, atau mungkin tidak menyelesaikan masalah. Saya berharap komunitas ini tetap ada, minimal dalam pikiran dan kegiatan.
Salam hangat,
Devi

Anonymous said...

Saya tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang Rumah Pelangi. Akan saya hubungi secepatnya. Saya mempunyai beberapa informasi yang semoga dapat dapat digunakan oleh Rumah Pelangi dalam menjalin relasi untuk memajukan organisasi.

hormat saya,

tadjuddin, semarang

Anonymous said...

Assalamualaikum wr wb

Salam kenal, Saya Dewi Rieka tinggal di Bogor. Saya tertarik banget dengan kegiatan2 RP walau dengan keterbatasan dana bisa tetap eksis, alhamdulillah. Mo nanya nih, ada gak no rek lain yang bisa digunakan untuk mentransfer ke RP selain rek BCA diatas ? Mungkin BII atau Mandiri, karena kalo BCA agak susah buat saya, Insya Allah kalo ada rejeki bisa mudah dikirimnya (dedew_cheesecake@yahoo.com)

Anonymous said...

TERIMA KASIH BUAT IBU / MBAK DEVI atas waktunya untuk membaca dan mengirimkan komentar kepada kami, RUMAH PELANGI melalui media ini.

Istilah "memasarkan secara kreatif" potensi rekan-rekan RUMAH PELANGI salah satu upayanya adalah melalui sarana ini, yakni teknologi yang mampu menghubungkan kita secara ajaib yakni internet. Pada tahapan tersebut kami mencoba menceritakan pada teman-teman yang sudi menjenguk situs ini potensi-potensi yang segenap anggota RUMAH PELANGI yang amat sayang apabila dilewatkan begitu saja.

Usaha lain dari teman-teman saat ini adalah mencoba mencari celah untuk membuat suatu jenis usaha yang memungkinkan. Pada tataran terpikirkan memanfaatkan keahlian seorang rekan yang mahir membuat suvenir dan dijadikan basis penggalangan dana. Melalui bisnis kecil ini kita saat ini mendapatkan satu order berupa garapan untuk membuat undangan, suvenir.

Selain itu ada cara yang lain sedang ditempuh, yakni menghubungi beberapa perusahaan kecil yang ada di lingkungan kabupaten Magelang untuk membuatkan suatu acara. Jadi RUMAH PELANGI mencoba menjadi event organizer. Belum nampak hasil dari sini dalam artian belum ada yang menyetujui upaya ini, untuk membuat suatu kontrak.

Pemerintah Daerah setempat dan jajarannya berkali-kali sudah kita hubungi yang bergaris besar pada ketigahal tersebut diatas. Namun apa yang terjadi, sepertinya sampai saat ini kita diping-pong. Itu terjadi ketika kita menghubungi dinas pariwisata dan dinas pendidikan. masing-masing merasa tidak mempunyai wewenang untuk membina organisasi seperti RUMAH PELANGI. Memang sich, mereka mengacungkan tangan dengan keberadaan RUMAH PELANGI. Pernah juga kita mengajak pihak PEMDA untuk terlibat dalam suatu agenda yang diadakan RUMAH PELANGI, namun apa yang terjadi. Masih juga tidak ada tindak lanjut.

Apakah PEMDA sebegitu jauh dari kita? Tidak juga. RUMAH PELANGI saat ini mempunyai acara KABAR BIANGLALA, yakni sebuah talkshow interaktif secara langsung di radio milik pemerintah. Itu atas permintaan mereka. Juga RUMAH PELANGI pernah mendapatkan bantuan hadiah berupa sertifikat pemenang bagi para juara lomba lukis pada kejuaraan yang pernah kita adakan.

Sepertinya itu dulu sedikit cerita melebar sesuai mbak / ibu tulis di kolom komentar. Terima kasih atas suratnya.

Anonymous said...

Salam kenal, juga buat ibu/mbak Dewi Rieka yang tinggal di Bogor. Terima kasih atas kesempatannya mengunjungi situs ini dan kepercayaannya untuk merencanakan berpartisipasi. Namun demikian, alangkah baiknya apabila kita saling kenal lebih jauh sebelumnya. Dalam hal ini, sudilah kiranya ibu/mbak Dewi memberitahukan alamat surat, sehingga nantinya kita akan mengirimkan dua buah CD kepada ibu/mbak untuk dapat dilihat sejauh mana RUMAH PELANGI tersebut. Meskipun demikian, alangkah baiknya pula jika alamat ibu/mbak itu langsung dikirimkan saja ke imel: RumahPelangi@yahoo.com jangan melalui media blogger ini. Surat inipun juga saya kirimkan ke imel ibu/mbak.

Terima kasih...

Anonymous said...

selamat pagi pak tadjuddin di semarang. Alangkah senangnya bapak sempat melihat blogger kita. Semoga ke depan terjalin kerjasama untuk membantu anak bangsa mencapai mimpi-mimpinya demi tercapainya masyarakat madani.