December 09, 2005


ALL FOR ONE, ONE FOR ALL ( #1 )


Hari ini termasuk dalam rangkaian Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan yang berlangsung selama 16 hari (25 November - 10 Desember). Tahun kemarin (24 November 2004) hal tersebut diperingati dalam sebuah acara yang bertajuk MALAM AKSI SERIBU LILIN yang berlangsung di Gedung DPRD I Jawa Tengah di Semarang dan diselenggarakan oleh Jaringan Peduli Perempuan dan Anak. Saat itu, Sahabat Perempuan - Muntilan mengajak Rumah Pelangi untuk turut serta dalam kegiatan tersebut di atas dengan satu permintaan bahwa mereka hanya mempunyai anggaran untuk dua orang saja. Menyikapi hal tersebut ada rasa was-was karena nantinya mungkin ada rasa kecemburuan diantara rekan-rekan Rumah Pelangi siapa yang mau berangkat. Sesuai dengan kesepakatan dengan Sahabat Perempuan bahwa dengan dana yang ada the show must go on. Setelah sebelumnya melakukan kegiatan di Jalan Kawedanan dua hari menjelang lebaran (ingat cerita berjudul PUNKER JUGA MANUSIA) segera diputuskan bahwa lebaran pertama harus segera dipersiapkan karena waktu yang cuma ada 9 hari. Pak Dani, salah seorang yang rajin ke Rumah Pelangi menyanggupi untuk membuat skenario. Tapi susah juga karena persyaratan awal hanya dua orang. Othak-athik gathuk, orang Jawa bilang. Dengan beberapa pertimbangan, dua rekan yang akan ke Semarang tersebut adalah Nindya dan Indri, dua remaja yang bersekolah di SMAN 1 Muntilan. Tetap saja akhrinya cerita yang berkembang untuk tiga orang dimana satunya adalah Pak Dani sendiri. Judul cerita yang dibuat Pak Dani adalah DUA dimana mengisahkan dua orang perempuan pekerja pabrik yang dieksploitasi atasannya. Meskipun demikian, banyak juga rekan lain yang tertarik untuk ikut berangkat ke Semarang. Apa akal? Saya ceritakan bahwa kas Rumah Pelangi saat itu adalah Rp 50.000,- yang seluruhnya merupakan pendapatan ketika melakukan kegiatan KAFILAH YANG TERTINGGAL dalam menyambut lebaran di Jalan Kawedanan. Saya sendiri mempunyai uang di saku sebanyak Rp 25.000,- sehingga keseluruhan ada Rp 75.000,- Satu tantangan lain yang terjadi adalah selama dua hari Pak Dani juga mempunyai tugas mengantarkan orang menjelang hari H. Siang hari menjelang keberangkatan, masih juga beberapa rekan datang untuk menanyakan siapa saja yang mau berangkat, disamping Pak Dani sendiri masih dalam perjalanan pulang dari Jakarta dan masih belum tahu juga mereka akan ke Semarang naik apa. Rasa cemas tentu saja ada. Kurang lebih jam 2 sore barulah Pak Dani datang. Kebetulan masih membawa mobil yang dicarter. Keputusan segera dibuat bahwa anggaran untuk dua orang tersebut digunakan untuk membeli bensin sehingga mobil memungkinkan memuat beberapa orang lain. Akhirnya yang berangkat adalah: 1. Pak Dani - sopir, sutradara, pemain 2. Nindya - pemain 3. Indri - pemain 4. Ida - pemusik 5. Doyok - pemusik 6. Saya - suporter 7. Santi - Sahabat Perempuan (selamat siang mbak Santi....bagaimana kabar Aceh sekarang) Tiba di tempat acara, ternyata disitu telah menunggu dua orang Rumah Pelangi yang lain. Mereka adalah Upat dan Kholil (dua orang punker yang menakutkan Nana kecil pada cerita PUNKER JUGA MANUSIA). Tanpa kami ketahui, dua orang tersebut berinisiatif pokoknya berangkat ke Semarang. Entah bagaimana ceritanya mereka bisa sampai sana, sampai kota besar Semarang, walahualam. Dua kekuatan baru itu menambah personal pemusik. Satu surprise adalah bahwa malam itu adalah ulang tahun yang ke 17 bagi rekan Nindya Alzais yang kebetulan ikut serta sehingga dapat dirayakan sederhana setelah acara di dalam warung kaki lima. Selamat ultah yang ke 18 Nin... Ada lagi cerita lain tentang kemanfaatan mengajak anak-anak Rumah Pelangi. Satu diajak...yang lain pasti siap membantu... All for One, One for All, masih akan berlanjut....tunggu saja. Apabila tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang RUMAH PELANGI, dapat juga mengakses: www.rumahpelangi.blogspot.com. Tertarik akan gambar-gambar penggiat Rumah Pelangi...coba akses: www.rumahpelangi.blogspot.com... terima kasih...

0 comments: