TLATAH BOCAH, bola salju budaya

June 12, 2009

Merti dusun atau bersih dusun merupakan tradisi rutin yang dilakukan di beberapa desa, terutama di Pulau Jawa. Biasanya kegiatan ini dilakukan 1 tahun sekali dimana harinya ditetapkan oleh kalangan pendiri desa yang bersangkutan. Tujuan utama tradisi ini sebagai sarana berterima kasih karena banyaknya anugerah untuk desa serta sebuah upaya untuk tetap menjaga keselamatan / kemakmuran desa.

Di lereng Merapi, tepatnya di Dusun Gowok Pos, Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang ritual ini merupakan perayaan sakral dan terbesar dalam satu tahun dimana semua warga terlibat bergotong royong untuk mensukseskannya. Agenda rutin yang dilaksanakan selama 2 hari tersebut telah berlangsung puluhan tahun.
Semenjak tahun 2007 merti dusun semakin semarak karena warga bekerjasama dengan Rumah Pelangi menjadikannya sebuah rangkaian hajatan yang dinamakan Tlatah Bocah (bhs. Indonesia: Dunia / Area Ramah Anak).



Ide pokok acara tersebut adalah untuk mengenalkan dan menanamkan nilai-nilai tradisi budaya lokal pada anak sejak usia dini agar ketika dewasa nanti tidak kehilangan jati diri bangsa. Hal luar biasa muncul karena semua warga Gowok Pos terlibat dan juga anak-anak setempat sepenuhnya berpatisipasi dalam persiapan, pelaksanaan sampai proses evaluasi. Kegiatan ritual yang sudah berlangsung bertambah satu hari dengan menggelar dialog/sarasehan dan festival kesenian tradisional yang dimainkan anak-anak dari beberapa komunitas, yaitu: Warok "Margo Utomo" (Gowok Pos), Prajuritan "Padepokan Seni Tjipta Boedaja" (Tutup Ngisor), Jathilan "Turangga Arga Budaya" (Batur Duwur), Jimbe Kids "Anak Wayang Indonesia" (Yogya), Topeng Ireng "Santri Mudho" (Suko), Dayak Grasak "Bangun Budaya" (Sumber), Cakarlele "Jagad Bocah Merapi" (Ngandong), dimana 3 yang disebut terakhir baru terbentuk sekitar dua minggu sebelum hajatan dimulai dan sampai sekarang keseluruhan komunitas masih eksis dimana beberapa kali diundang untuk menyemarakkan berbagai acara. Di samping komunitas anak, efek yang terjadi secara tidak langsung adalah munculnya orang-orang dewasa membentuk komunitas seni di Dusun Tlogolele, Gowok Ringin, Sengi, dan Ngampel yang merupakan dusun tetangga Gowok Pos.

Pada tahun 2008 ini, Tlatah Bocah memasuki tahun ke-2 dan telah diselenggarakan pada tanggal 15 – 17 Juli bertemakan Ngunduh Woh, Ngangsu Kawruh (Indonesia: Memetik Hasil, Menimba Ilmu). Hari pertama diisi dengan bersih kubur, berdoa, potong kurban (sapi) dan sesaji yang dikirim ke tempat-tempat sakral seperti: sumber air, sungai, dan sudut-sudut dusun. Hari kedua berupa tumpengan hasil kiriman dari seluruh kepala keluarga yang ada dan dikumpulkan di rumah Kepala Dusun setempat dan dilanjutkan pagelaran wayang kulit di malam harinya. Pada hari ke tiga, dilaksanakan festival kesenian tradisional yang diikuti 6 komunitas anak. Festival diawali dengan penanaman pohon sebagai simbol bahwa pohon layaknya anak, untuk menjadi berguna di kemudian hari, harus dipelihara/dirawat dengan benar. Setelah itu diteruskan orasi dari tokoh-tokoh di lingkungan Kabupaten Magelang tentang pentingnya keselarasan hidup di masyarakat dengan keberadaan anak dan pohon. Acara diakhiri dengan pentasnya beberapa komunitas anak. Komunitas baru terbentuk secara antusias terlibat , yaitu: Topeng Ireng "Tunas Muda" (Gowok Pos), Jathilan "Kridho Budaya" (Kadirojo), dan Kobro Siswo "Remaja Muda" (Sengi). Disamping itu tampil pula Jathilan "Wahyu Gumelar" (Gowok Pos) merupakan regenerasi setelah 4 tahun mati suri. Agenda disemarakkan pula dengan partisipasi dari Wayang Bocah "Padepokan Seni Tjipta Boedaja" (Tutup Ngisor) dan Dayak Grasak "Bangun Budaya" (Sumber).

Pengagas konsep yang luar biasa ini adalah Gunawan Julianto yang lebih akrab disapa Mas Gun, salah satu pendiri Rumah Pelangi. Semua agenda ini berawal dari perkenalan dengan warga dusun Gowok Pos ketika pada bulan April – Mei 2006 warga mengungsi ke Tempat Pengungsian Akhir Tanjung – Muntilan disebabkan meningkatnya aktivitas Gunung Merapi. Menurut beliau gagasan diadakannya Tlatah Bocah sebagai upaya peningkatan hak anak di lingkungan Magelang. Media yang digunakan salah satunya adalah kesenian tradisi yang pada dasarnya mengakar di masyarakat setempat. Melalui kesenian, kampanye tentang hak anak dirasa lebih mudah karena masyarakat sangat senang ketika diajak berpartisipasi dalam menggagas acara-acara budaya. Bukti nyatanya adalah setelah dua tahun diadakan Tlatah Bocah, anak-anak yang berlaku sebagai tuan rumah dilibatkan dalam persiapan acara, pelaksanaan, serta evaluasi. Sedangkan anak-anak dari dusun lain diajak untuk memberikan pendapat tentang kritik, saran, hal-hal yang disukai/tidak melalui tulisan. Masyarakat yang terlibat semua bergotong royong, meluangkan waktu untuk melatih anak-anak berhari-hari dan menemani ketika acara tanpa imbalan apapun.

Di lain sisi masyarakat diluar jaringan Tlatah Bocah dari hari ke hari terpicu untuk membentuk komunitas anak dimana terbukti dari munculnya organisasi baru yang ingin dilibatkan. Belum ada seminggu Tlatah Bocah II selesai, apresiasi terhadap kesenian dan komunitas anak pun sudah sudah bermunculan dari warga dari dusun yang belum ikut, dimana mereka mengajak diskusi berkenaan dengan kondisi anak dan harapannya untuk melibatkan mereka pada acara mendatang.

Bola salju telah bergulir.....
Akankah kita semua terlindas atau terlibat???

Tunggu kisah Tlatah Bocah # 3 yang berlangsung di bulan Juni – Juli 2009

disadur dari tulisan : Redi (Kolong Tangga / YUSA Yogyakarta)

-------------------------------------------

hormat kami,

Gunawan Julianto

email: RumahPelangi@gmail.com
blog: www.RumahPelangi.blogspot.com

Kontak : Gunawan Julianto
telp. : 0818 - 0272 3030

R U M A H P E L A N G I
KERAGAMAN MEMPERKAYA NURANI
merupakan komunitas nirlaba untuk generasi muda dan mempunyai aktifitas sosial budaya serta pengelolaan perpustakaan.

4 comments:

krisna said...

wah keren dan salluuut buat rekan rekan rumah pelangi....benar benar menjadi berkah kepada sesama dan alam semesta secara kongkrit, saya sebagai wong ndesa sungguh merasa senang dengan kegiatan ini..akhir kata semoga kegiatannya selalu lancar dan visi misinya benar benar tepat sasaran...nuwun

bambang krisanto said...

banyak orang berbicara tentang alam banyak orang berbicara tentang keindahan tapi satu ini berbicara dengan tindakan luar biasa..... terimakasih atas kabar baik ini ...semoga sukses maju terus....
ingat tidak ada tindakan yang sia - sia " selalu kurindukan desa ku"

Rumah Pelangi said...

salam kenal..

Damar Sandibrata said...

JOS GANDHOS!!