MERTI PERTIWI

May 25, 2007

Cermati tulisan di surat kabar jika tertulis "Pencinta Alam A telah menaklukkan 3 puncak gunung". Berita lain menyebutkan "Kapal B hilang misterius di tengah keganasan badai laut".

Bukankah itu sebuah bahasa yang menyiratkan keangkuhan kita sebagai manusia? Bagaimana bisa Pencinta Alam MENAKLUKKAN puncakgunung. Bukankah puncak gunung tersebut diam saja ketika didaki tim tersebut tanpa melakukan perlawanan? Bandingkan dengan Pemburu bergulat MENAKLUKKAN harimau.

Pada pernyataan kedua, badai di laut ya seperti itu. Berbahaya apabila kita belum dapat mencumbunya. Manusia sendiri yang sebenarnya belum mampu untuk melewati badai namun saat itu ada di sana.

Alam dibandingkan (apabila dapat) dengan manusia lebih ganas siapa sebenarnya? Manusia lah yang tidak tahu diri. Seringkali merusak alam, mengeksploitasi kekayaan yang terkandung di dalamnya untuk kepentingan kelompoknya. Namun, seringkali kita yang menyalahkan alam ketika terjadi apa-apa dengan kehidupan kita.

May 07, 2007

G A L A N G S A H A B A T


RUMAH PELANGI untuk kedua kalinya mengikuti World Book Day (WBD) yang diselenggarakan oleh Forum Indonesia Membaca. Pada WBD tahun lalu, anggota/relawan yang terlibat pada perayaan buku tersebut pada awalnya berjumlah 5 orang. Mereka secara sukarela mengumpulkan uang untuk dapat sampai Jakarta. Yang lebih menakjubkan lagi pada hari terakhir acara saat itu, satu keluarga yang militan di komunitas, yakni (Kundori, Erni, dan anak semata wayangnya Dini Kamilasari) juga datang pagi-pagi untuk bergabung meramaikan acara. Tema yang diusung adalah MENCARI SAHABAT SEJATI dimana RUMAH PELANGI sebagai sebuah lembaga yang berada di pelosok mencari rekan-rekan organisasi lain dengan harapan dapat memberikan spirit bagi perkembangan komunitas. Alangkah sebuah keberuntungan mengikuti acara karena dengan keterlibatan di pagelaran pertama tersebut rekan-rekan sepulang dari Jakarta tersemangati oleh gagasan-gagasan yang dikemas komunitas lain dalam mengembangkan organisasinya.

Tahun ini (WBD ke 2) RUMAH PELANGI menamai stand nya GALANG SAHABAT. Harapan dari penamaan ini adalah penggalangan pertemanan di kalangan masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam mengembangkan komunitas-komunitas yang bekerjasama dengan RUMAH PELANGI khususnya komunitas anak yang ada di Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul. Pada dua bulan awal gempa, RUMAH PELANGI
mempunyai kegiatan pendampingan anak di 8 dusun (Somokaton, Karanganom, Cepokojajar, Kuden, Ngampon, Nganyang, Banyakan / Indrakilo, dan Ngablak). Semenjak 1 November 2006 – sekarang komunitas masih melakukan pendampingan di 5 dusun (Somokaton, Kuden, Ngampon, Nganyang, dan Ngablak). Selain itu pula, RUMAH PELANGI juga melakukan pendampingan dengan anak-anak Dusun Peden, di Desa Baturono, Kecamatan Salam, Kabupaten yang merupakan korban gempa juga.

GALANG SAHABAT terinspirasi oleh semangat teman-teman kecil di dusun-dusun terkena bencana tersebut dalam membuat / merencanakan hal-hal untuk perbaikan kampung mereka. Beberapa diantaranya adalah hasrat membangun perpustakaan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan lebih melalui buku. Sebuah prestasi luar biasa dari anak-anak kampung dalam membangun itu semua terlihat jelas dari berhasilnya mereka membangun ruang perpustakaan di suatu lahan kosong di Dusun Ngampon. Anak-anak secara gotong royong membangun dari nol sampai berdirinya perpustakaan. Meskipun demikian, harapan anak-anak dalam mengembangkan perpustakaannya mendapatkan kendala dalam hal akses buku meskipun mereka sudah berupaya keras mendapatkannya. Oleh karena itu pulalah GALANG SAHABAT didedikasikan pada teman-teman kecil 5 dusun di Desa Sitimulyo tersebut dalam bentuk mengajak masyarakat berpartisipasi mewujudkan impian mereka. Salah satu contoh sederhana yang dapat diwujudkan adalah memberikan buku bacaan bermutu bagi mereka.

RUMAH PELANGI pada WBD ini juga diberi kesempatan untuk menampilkan pertunjukan / happening art berjudul: GATOT BACA pada saat pembukaan Kamis, 26 April, dimana berisi ajakan pada masyarakat untuk selalu membaca dan membaca. Selain itu pula, pada sebuah sesi LITERACY MOVIE pada hari Jumat, 27 April memutar film berjudul ANAK-ANAK ZAMAN. Sebuah film dokumenter yang mengisahkan perjuangan anak-anak Dusun Ngampon dalam membangun perpustakaan. Mereka secara swadaya berkelompok mewujudkan itu semua.

Pada stand yang ditempati, RUMAH PELANGI menampilkan pula foto-foto kegiatan dengan anak-anak gempa dan juga menampilkan beberapa alat permainan anak-anak tempo dulu, seperti gasing, othok-othok, sirkus kampung, dll. Di samping itu, ada pula suvenir-suvenir kreativitas para relawan yang terlibat seperti halnya: pensil gaul, gelang/kalung, notes, dll.

Pada pintu masuk arena WBD, terdapat 12 karya lukis seorang anggota RUMAH PELANGI, yakni Dini Kamilasari (kelas IV SD) yang dapat dinikmati. Dini sendiri kali ini bersama kedua orangtuanya juga datang dari Muntilan untuk memeriahkan acara yang ada. Pada pembukaan, dia menyumbangkan sebuah lukisan cukup besar berjudul BUKU UNTUK PERUBAHAN untuk Bapak Menteri Pendidikan.

Kali ini jumlah relawan yang berangkat dari Muntilan juga mengalami lonjakan luar biasa, 2 X lipat dari jumlah sebelumnya. 11 orang. Bayangkan? Mereka menabung sedikit demi sedikit hanya demi melihat Jakarta dengan segala keluguannya. Salah seorang relawan, mas Pur, di stand RUMAH PELANGI membuka pula usaha mikro dengan berjualan pulsa elektrik bagi pengunjung, peserta, maupun panitia WBD sehingga memudahkan siapa saja yang kesulitan berkomunikasi karena kehabisan pulsa tanpa meninggalkan ruang. Usaha kecil tersebut diberi nama dengan SRENGENGE. Dalam dua hari ini sudah banyak rekan-rekan dari stand yang lain untuk mempercayakan pengisian pulsanya hanya dengan mengetik: SRENGENGE_spasi_NAMA DIRI_spasi_NAMA STAND dan dikirim ke 0819 1400 5XXX. Cukup sederhana bukan. Tentu saja cukup kreatif pula.

SATU HAL yang paling utama pada stand RUMAH PELANGI adalah adanya sebuah lumbung berbentuk rumah yang didesain untuk memberikan kesempatan pada masyarakat agar berpartisipasi mengembangkan perpustakaan-perpustakaan anak gempa diantaranya dalam bentuk menerima sumbangan buku yang dimasukkan sendiri pada lumbung yang tersedia, lumbung GALANG SAHABAT.

Berkenaan dengan terjadinya bencana alam di sekitar DIY dan Jateng, RUMAH PELANGI melakukan pendampingan di beberapa wilayah yang terkena dampak, dengan beberapa programnya, yakni:


L A N G L A N G N E G E R I
( 1 November 2006 – sekarang )

Merupakan program lanjutan pendampingan anak di 5 dusun (Dusun Somokaton, Kuden, Ngampon, Nganyang, dan Ngablak). Kesemuanya terletak di Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul yang berlangsung semenjak 1 November 2006. Kegiatan-kegiatan yang digelar ditujukan pada upaya partisipasi anak dan peningkatan peran serta orang dewasa memberikan akses pada anak-anak.


P O J O K B O C A H
( 7 Juni – 22 Agustus 2006 )

Pasca gempa bumi DIY & Jateng, RUMAH PELANGI bekerja dengan banyak pihak melakukan pendampingan anak di 8 dusun (Dusun Somokaton, Karanganom, Kuden, Cepokojajar, Ngampon, Nganyang, Banyakan/Indrakilo, dan Ngablak). Kesemuanya terletak di Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul Kegiatan-kegiatan yang digelar dalam rangka dalam khasanah untuk menghibur dan meningkatkan daya mental anak dalam menghadapi bencana yang telah terjadi


KUMPULE BALUNG PISAH
( 11 Juli 2006 – sekarang )

Selain secara luas menerpa DIY & Klaten, gempa bumi tersebut juga menimpa sebagian kecil wilayah Kabupaten Magelang dimana diantaranya adalah Kecamatan Salam. Bekerja sama dengan YAYASAN TUNAS CENDEKIA pendampingan anak tepatnya di dusun Peden. Kegiatan-kegiatan yang diadakan untuk menggali pada awalnya adalah psikososial dan dilanjutkan dengan penggalian kreatifitas anak serta potensi anak dalam berperan pada kampungnya.


G U N U N G K U R U M A H K U
( 2 Mei – 27 Mei 2006 )

Peningkatan aktivitas Gunung Merapi di pertengahan April yang menyebabkan warga di kawasan bahaya mengungsi sementara di beberapa tempat penampungan yang disediakan pemerintah setempat. RUMAH PELANGI melakukan kegiatan dengan anak-anak di Tempat Penampungan Akhir Tanjung, yang terletak di Kecamatan Muntilan. Kegiatan tersebut mendapatkan dukungan dari pengelola setempat yakni Dinas Sosial Kabupaten Magelang, FORUM INDONESIA MEMBACA dan 1001 BUKU JAKARTA.

RUMAH PELANGI berdiri pada 7 Maret 2004 oleh sekumpulan pemuda dan memfokuskan dirinya pada pendampingan anak. Selama ini kegiatan rutin berlangsung dengan
anak-anak di Dusun Kadirojo, Desa Muntilan, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang. Di tempat yang sama juga merupakan alamat sekretariat komunitas.


Kontak:
GUNAWAN JULIANTO

Sekretariat:
Dusun Kadirojo – Desa Muntilan
Kecamatan Muntilan
JAWA TENGAH 56411

Telpon:
+ 62 818 0272 3030

Email:
RumahPelangi@gmail.com

Blog:
http://www.rumahpelangi.blogspot.com/