October 20, 2006

WAJAH SEPARUH RUPA

Adalah sebuah gurauan yang memasyarakat di lingkungan Yogyakarta bahwasanya orang Bantul itu mukanya belang sebelah. Bagaimana jadi??
Seperti kita kenal bahwa banyak orang Bantul yang melakukan aktifitasnya di kota Yogya. Pagi hari mereka berduyun-duyun ke kota untuk belajar maupun bekerja. Sore hari mereka memenuhi jalan berkendara sepeda (saat ini sepeda motor) untuk pulang ke rumah. Dari Bantul ke Yogya berarti menuju utara, Yogya Bantul menuju selatan. Di pagi hari sinar matahari dari arah timur menerpa sisi kanan tubuh mereka, ketika pulang pun demikian pula. Lagi-lagi sisi kanan tubuh disinari matahari yang menuju peraduannya di sebelah barat.

Mirip dengan ungkapan di atas, seberapa besar sih pengetahuan kita tentang dunia anak?? Kita seringkali menganggap tahu sekali tentang anak-anak dan secara penuh menguasai mereka secara tidak sadar dengan pandangan bahwa mereka wajib berguru dengan kita orang dewasa. Demikian pula yang terjadi dengan relawan-relawan di Rumah Pelangi ketika menyelenggarakan kegiatan bersama anak-anak selama dua setengah bulan di delapan dusun Di Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan untuk merespon gempa yang terjadi sebelumnya. Selama itu seminggu tiga kali 18 orang relawan secara rutin menyambangi anak-anak semenjak 17 Juni 2006 - 24 Agustus 2006. Disana, kami malah ternyata malah yang belajar banyak dari anak-anak.

WAJAH SEPARUH RUPA. Itu merupakan sebuah judul pameran foto dan karya anak-anak Bantul yang diselenggarakan di Rumah Pelangi, Dusun Kadirojo, Kelurahan Muntilan, Muntilan. Pameran akan dibuka mulai tanggal 28 Oktober - 20 November 2006. Bagi rekan-rekan yang kebetulan sedang lewat muntilan, silahkan mampir untuk melihat keceriaan anak-anak Bantul ketika sedang bercanda bersama.

Dua hari terakhir pameran akan diselenggarakan pula pemutaran film indie tentang anak-anak Bantul.

Informasi selengkapnya, dapat menghubungi:

Gunawan
di 0818 - 0272 3030.

Letak Dusun Kadirojo sendiri sangat mudah ditempuh dari pusat kota Muntilan, hanya membutuhkan waktu dua menit sampai disana dan karena kecilnya kota muntilan, penduduk kota sangat tahu dan paham tentang arah menuju dusun Kadirojo.

May 23, 2006

MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI

Kegiatan GUNUNGKU RUMAHKU yang berlangsung di Tempat Penampungan Akhir Tanjung Muntilan untuk bercengkerama dengan anak-anak dari Desa Sengi yang mengungsi karena aktivitas Merapi telah berlangsung semenjak hari Minggu, 7 Mei 2006. Setiap hari RUMAH PELANGI datang kesana dan melakukan kegiatan. Yang telah dilakukan adalah: penyediaan layanan pustaka, permainan, kreativitas membuat notes dari kertas daur ulang yang ditempeli pernik-pernik dari biji-bijian, pembuatan bunga-bungaan dari kertas daur ulang, pembuatan gelang dari kertas bekas, pelatihan menggambar dimana anak-anak yang awalnya selalu membuat gambar gunung seperti pada umumnya yang lain sekarang sudah berani menggambar mahluk hidup seperti halnya orang, binatang, dan tumbuhan dalam ukuran besar. Diantara pelatihan menggambar tersebut, salah satu pengisi materi adalah Dini Kamila Sari (21 Mei 2006), kelas 3 SD.
Hasil karya anak-anak setiap kegiatan kreatifitas dan menggambar sekarang semuanya dipajang di aula pengungsian.

Semenjak dimulainya kegiatan GUNUNGKU RUMAHKU, tercatat 103 anak dari Sengi dan 45 anak dari desa Tanjung yang menjadi anggota. Sepanjang 16 hari kegiatan, libur baru satu kali yakni hari Senin, tanggal 15 Mei 2006. RUMAH PELANGI mendampingi anak-anak disana setiap jam 14.30 - 15.30WIB dimana seringkali datang lebih awal dan pasti pulang sekitar magrib.

Selama ini yang telah tercatat berpartisipasi:
- Tentu saja pihak pengelola TPA Tanjung yang menyediakan waktu dan tempat
untuk bercengkerama
- Gramedia Pustaka Utama sebanyak 300 buku cerita
- Elex Media sebanyak 300 buku cerita
- Grasindo sebanyak 500 buku pelajaran
- Gramedia Majalah sebanyak 175 majalah anak
- Forum Indonesia Membaca Rp 500.000,-
- Komunitas 1001buku Jogja meminjamkan 70 buku
- Bapak Kundori membawakan 96 buah pensil
- Komunitas 1001buku Jakarta mengirimkan buku cerita
Tentu saja banyak partisipasi tidak terduga dari rekan-rekan lain yang secara khusus datang menjenguk, berpartisipasi, memberi support dan lain-lain.

Liputan media tentang kegaitan yang sempat terdokumentasikan:
- Kedaulatan Rakyat (9 Mei 2006)
- Berita Nasional (9 Mei 2006)
- Kompas (21 Mei 2006)
- Metro TV (21 Mei 2006)
- TVRI (24 Mei 2006)

Donasi Forum Indonesia Membaca dalam perkembangannya dibelikan pastel sebanyak 48 buah, gunting 24 buah, dan hal-hal lain sehingga sangat membantu menambah materi kreativitas.

RUMAH PELANGI mempunyai blog:
www.RumahPelangi.blogspot.com berisi cerita-cerita berupa roh komunitas dan siapa saja yang mengunjungi situs itu dapat berpartisipasi pada PROGRAM SATU HARI SATU KLIK, yakni dengan mengklik / memencet tombol IKLAN OLEH GOOGLE dimana itu akan menambah poin sehingga RUMAH PELANGI semakin bergairah. Iklan tersebut merupakan suatu kerjasama reklame dimana nantinya Google akan memberikan suatu akumulasi nilai bagi RUMAH PELANGI.

Semua dapat berpartisipasi. Buka situs
www.RumahPelangi.blogspot.com dan klik IKLAN OLEH GOOGLE yang terletak di kolom atas di bawah judul. Cukup satu kali sehari. Selain itu berikan juga kritik dan komentar tentang kami.
Informasi lain dapat pula didapatkan melalui imel: RumahPelangi@yahoo.com ataupun melalui telpon ke:
Gunawan Julianto 0818 - 0272 3030
Gambir Wismantoko 0813 - 1818 1669
Nilam Anis Suwari 0818 - 0424 0161
Bahar Sukoco 0818 - 0419 5259

Berikut ini laporan keuangan sampai tanggal 21 Mei 2006.


LAPORAN KEUANGAN
G U N U N G K U - R U M A H K U

per 21 Mei 2006



PARTISIPASI

20-May
Forum Indonesia Membaca - Jakarta
500,000


PENGELUARAN

29-Apr
fotocopy
8,000
4-May
fotocopy
1,400
7-May
fotocopy
7,250
10-May
fotocopy
2,000
13-May
fotocopy
1,900
16-May
fotocopy
2,200
20-May
fotocopy
500
17-May
fotocopy & buku
2,000
7-May
fotocopy, bantalan stempel & tinta stempel
7,250
22-May
amplop
800
11-May
kertas manila
1,800
15-May
kertas karton
4,850
6-May
lem kayu
10,000
14-May
lem alteco
3,250
16-May
lem kertas
2,800
18-May
cat timbul
Rp 1750,- x 10
17,500
14-May
isi staples
1,000
20-May
pelepah pisang
5,000
20-May
pernik biji - bijian
15,000
22-May
pernik biji - bijian
32,000
20-May
krayon
Rp 1000,- x 40
40,000
14-May
2 spidol, 3 benang streng
13,000
23-May
benang
3,000
20-May
tinta spidol
Rp 4500,- x 3
13,500
17-May
bambu
Rp 7000,- x 3
21,000
14-May
gunting kecil
Rp 3000,- x 24
72,000
20-May
rautan
14,000
21-May
pelubang kertas & isi cutter
10,800
11-May
sewa komputer
5,000
7-May
konsumsi
Rp 2000,- x 30
60,000
14-May
konsumsi
Rp 2000,- x 15
30,000
21-May
konsumsi
Rp 2000,- x 10
20,000
25-May
konsumsi
Rp 1000,- x 11
11,000


Total Pengeluaran 439,800


25-May K A S 60,200
( # enam puluh ribu dua ratus rupiah # )

NB:
Pengeluaran konsumsi pada awalnya berdasarkan jumlah teman-teman Rumah Pelangi yang hadir. Pada perkembangannya hanya dibatasi pembelian konsumsi sebanyak 10 porsi dan diutamakan untuk yang datang tepat waktu serta ikut bekerja pada kegiatan GUNUNGKU RUMAHKU saat itu.

May 22, 2006

KUTU KUTU BUKU
Salah satu agenda RUMAH PELANGI di TPA Tanjung adalah menyediakan buku-buku bacaan untuk para pengungsi. Sesuai pula dengan hakekat manusia untuk selalu ingin tahu, selalu penasaran pada hal-hal yang dirasa baru perpustakaan GUNUNGKU RUMAHKU yang digelar didatangi para pengungsi dan menjadi tempat mereka melepaskan kejenuhan untuk menggali hal-hal baru dari lembaran-lembaran buku. Tercatat 103 anak dari Sengi dan 45 anak dari Desa Tanjung (lokasi dimana TPA terdapat) sebagai anggota. Keanggotaan ini bersifat gratis dan berfungsi pula bagi mereka yang mau mengikuti kegiatan yang digelar RUMAH PELANGI. Belum tentu mereka itu meminjam buku untuk membaca, bahkan tidak jarang mengambil pilihan yang mengagetkan karena pilihan yang tidak tepat dengan usianya. Anak kelas 1 membawa buku bacaan untuk anak usia SMP adalah jamak. Jadi mereka masih sekedar mengikuti trend, temennya pinjam, ikutan pinjam dan memilih yang lebih tebal. tanpa dilihat isinya yang tanpa gambar.

Banyak kejadian menarik ikut selama mendampingi mereka.

Adalah Gochin, seorang anak TK, yang begitu akrab begitu kita datang ke sana. Tingkah lakunya yang berani dan lucu menjadikannya maskot diantara teman-teman Rumah Pelangi. Namun, dia jarang sekali terlihat keseharian di pengungsian karena mengikuti orangtuanya yang lebih sering berada di dusun sendiri. Apabila dia muncul di Tanjung, selalu saja dengan berani menggoda kita.

Uli, demikian nama anak kelas 1 SD Sengi II. Mencuri perhatian ketika pada hari Minggu, 14 Mei 2006 terlihat asyik mengikuti pelatihan menggambar yang saat itu diajarkan oleh mas Latif. Tidak seperti pada umumnya anak-anak yang menggunakan lantai untuk meletakkan kertas, dia menggunakan pangkuan kakinya sebagai alas menggambar. Terlihat sesekali menggaruk, menyibak-nyibakkan rambutnya sendiri ketika menggambar. Pada saat dicermati lebih jauh ternyata dia asyik juga mencari kutu rambut dan begitu mendapatkan segera membunuhnya di lantai.

Ardi atau lebih dikenal dengan nama Gito, kelas 5 di SD yang sama. Seringkali menggunakan akal liciknya untuk mengikuti kegiatan. Berulangkali kedapatan minta rekan-rekannya untuk membantu mengerjakan tugas, bahkan tidak jarang meminta hasil kerja mereka dan diaku sebagai karyanya.

Siti, kelas 3 SD. Diolok rekan-rekannya dengan julukan MAKAN RUMAH..karena nama lengkapnya MAKAROMMAH. Dia sangat membantu perpustakaan. Rajin menata buku yang digelar dan siap pula memasukkan ke dalam dus-dus ketika perpustakaan hari itu selesai.

mbak Yuni, dan temannya para pengungsi dewasa. Sangat rajin membantu untuk ketertiban administrasi.

Beberapa anak usia SD dan SMP dari mereka pada awalnya seringkali mengganggu rekan-rekan lain. Terutama teman yang datang dari Tanjung. Ya, maklumlah masa remaja, mereka selalu saja menggoda perempuan-perempuan yang datang. Namun, sekarang sepertinya sudah agak lain. Mereka aktif terlibat membantu ketika kita melakukan kegiatan. Mengangkat meja, memajang karya di langit-langit, membagikan kertas, pensil, menggelar perpustakaan, dll.

Belum melihat cerita asyik di pengungsian? Klik:
www.RumahPelangi.blogspot.com dan ada kesegaran disana.

Mo berpartisipasi untuk Rumah Pelangi secara online: Klik: IKLAN OLEH GOOGLE yang ada di blog tersebut dan itu berarti menyumbangkan poin bagi Rumah Pelangi.

SUKSESKAN PROGRAM SATU KLIK SATU HARI.

Informasi lebih lanjut:

Gunawan Julianto 0818 - 0272 3030
Gambir Wismantoko 0813 - 1818 1669
Nilam Anis Suwari 0818 - 0424 0161
Bahar Sukoco 0818 - 0419 5259

atau imel ke: RumahPelangi.yahoo.com
sedikit tentang Rumah Pelangi dapat mengklik"

May 19, 2006

FOTO FOTO EKSKLUSIVE

GUNUNGKU - RUMAHKU


Pendataan buku bacaan dari partisipan



Keributan bikin notes



Mencatat buku yang dipinjam



Mencatat anggota baru

May 18, 2006

RUMAH PELANGI ikutan ngungsi



Bagi penduduk sekitar, gunung Merapi merupakan karunia yang luar biasa. Bahkan letusannya diyakini sebagai pertanda cintanya dengan masyarakat. Abu vulkanik yang dihembuskan menyuburkan tanah sekitar. Pasir yang dikeluarkan merupakan berkah tersendiri. Demikian pula bagi masyarakat. Mereka sudah menyatu dengan Merapi. Kejadian gempa, keluarnya lava, munculnya wedhus gembel adalah hal biasa.

Lihatlah kejadian yang berlangsung lebih dari satu bulan ini. Berdasarkan pengamatan pihak-pihak vulkanologis yang menggunakan alat canggih Merapi dinyatakan berbahaya bagi masyarakat sekitar. Namun mereka enggan juga mengungsi. Mereka lebih menggantungkan pada tanda-tanda alam yang dipercayainya akan menuntun mereka kapan harus menjauh dari Merapi untuk sementara.

Kesatuan rohani yang dijalin diantara mereka memberikan sikap hidup pada masyarakatnya untuk mengolah lingkungan dengan bijak. Di kawasan Kaliurang ada suatu rangkaian kejadian menarik yang dapat membuktikan keeratan itu. Mei 2004 ditemukan sarang Elang Hitam yang berisi induk beserta anaknya. Berkenaan dengan itu penduduk sekitar dan berbagai kelompok pencinta satwa liar menjaganya selama 2 bulan lebih dari penjarah. Pada tahun 2005 berdasarkan informasi penduduk, ditemukan lagi sarang Elang Hitam (berisi induk dan anak) dan mereka bekerjasama untuk mengamankannya. Tahun ini, April 2006 warga Kinahrejo memberitahukan keberadaan sarang Elang Hitam (berisi induk dan anak) lagi dan menjaga dari pencuri. Sampai sekarang 3 anakan tersebut semakin membesar dan sudah dapat terbang. Data yang berhasil dikumpulkan memberikan sinyalemen bahwa pengganggu kelestarian alam (hewan dan tumbuhan) malahan orang dari jauh (banyak yang menyebut: MUNTILAN, malu aku jadinya).

Di lingkungan Magelang, juga terbentuk komunitas yang bernama Gerakan Masyarakat Cinta Air. Hal ini menyikapi banyak hilangnya mata air dikarenakan aktivitas eksploitasi besar-besaran terutama pasir menggunakan alat-alat berat. Siapa lagi pengusaha yang mampu mendatangkan modal sebesar itu kalau bukan orang dari jauh...(red. bukan penduduk Merapi).

Kekayaan budaya Merapi jangan pula dianggap remeh. Tersebutlah seniman-seniman tradisi yang dalam kesehariannya selalu bercengkerama dengan seni. Seni dipandangnya sebagai jalan hidup, bukan jalan untuk mendapatkan kekayaan. Pandangan seperti itulah yang menyebabkan kesenian masih eksis disana. Di satu kampung seringkali tidak hanya satu jenis kesenian yang mampu mereka bawakan.

Satu kekhawatiran adalah dampak dari perkembangan alat komunikasi terutama televisi yang begitu mudah didapatkan dan memberikan informasi secara vulgar. Di lain sisi di tengah maraknya literasi di Indonesia, pertumbuhan media tersebut sangatlah rendah di pelosok gunung.

Keprihatinan itu memberikan inisiatif pada kami dari RUMAH PELANGI untuk menyelenggarakan GUNUNGKU RUMAHKU. Yakni sebuah rintisan perpustakaan bagi lingkungan Magelang, khususnya Merapi. Ide dasarnya memberikan alternatif informasi melalui media buku pada masyarakat serta membentuk komunitas yang tetap cinta pada tanah dan air yang telah menghidupinya.

Berawal pada hari Minggu tanggal 7 Mei 2006 bertempat di Tempat Pengungsian Akhir Tanjung, Muntilan melakukan aktivitas bermain bersama anak-anak pengungsi, melakukan kreativitas tangan, serta membuka perpustakaan di pengungsian. Setiap hari GUNUNGKU RUMAHKU buka di tempat tersebut. Saat ini pengelolaan sudah mulai dilimpahkan pada anak-anak pengungsi seperti administrasi peminjaman-pengembalian buku, penataan buku, pendaftaraan peserta kegiatan, dll. Minggu besok, tanggal 21 Mei akan dilangsungkan HARKITNAK (Hari Kebangkitan Anak) yakni berupa lomba menggambar secara berkelompok yang masing-masing terdiri dari 5 orang menggunakan media kertas manila ukuran besar (1/2 plano) dan alat pensil serta krayon. Tentu saja untuk menyemangati diberikan suatu penghargaan bagi mereka yang dinyatakan terbaik oleh dewan juri serta satu orang sebagai peserta favorit. Penyelenggarakan HARKITNAK diupayakan oleh anak-anak. Orang dewasa hanya bersifat memandu.

Satu hal yang tidak dapat terlepas disini adalah akrabnya anak pengungsi dengan anak-anak dari desa Tanjung sendiri. Mereka saling kenal dan bermain bersama. Tercatat di buku anggota GUNUNGKU RUMAHKU sebanyak 90 anak pengungsi (terutama dari Dusun Gowok Pos) dan 38 anak desa Tanjung.

Adakah rekan-rekan yang tertarik untuk berpartisipasi mensukseskan GUNUNGKU RUMAHKU?

Saat ini buku bacaan yang sudah dikelola anak-anak tersebut sejumlah 370 buku dan 125 majalah anak yang merupakan sumbangan dari Gramedia Pustaka Utama, Gramedia Majalah Yogyakarta, dan komunitas 1001buku Jogja. Selain itu masih terdapat buku sumbangan dari Elex Media Yogyakarta serta Grasindo Yogyakarta yang sedang disortir. Ada pula partisipasi dari 1001buku Jakarta yang sedang dalam perjalanan.

Forum Indonesia Membaca, Jakarta melalui mbak Aan Sriyani memberikan bantuan Rp 500.000,- untuk kesuksesan acara-acara yang akan diselenggarakan. Pak Ndori, seorang rekan di Muntilan membelikan pensil sebanyak 96 buah dan 50 penghapus. Rumah Pelangi sendiri mempunyai stok 1 rim kertas hvs ukuran A3 yang selama ini telah digunakan untuk menggambar. 200 bahan dasar notes dan pernik biji-bijian yang telah digunakan berkreasi mereka.

Selama ini pula ternyata banyak ide-ide yang belum tergarap karena kemampuan sumber daya yang ada. Ada banyak kerajinan tangan yang akan ditularkan pada mereka namun membutuhkan banyak gunting, alat pewarna, dan lain-lain.

Bagi kami, dokumentasi kegiatan yang telah dilakukan selama ini bukan dalam bentuk fisik jeprat-jepret (hee..hee.. karena memang tidak punya) namun dokumentasi nurani, yakni ketika anak-anak senang ikut berkegiatan, anak-anak mencatat dalam memorinya apa saja yang telah dilakukan bersama.

Apabila tertarik memberikan ide, kritik, saran ataupun mau berpartisipasi dalam bentuk lain, dapat menghubungi: RumahPelangi@yahoo.com

ataupun telpon ke:

- Gunawan: 0818 - 0272 3030

- Gambir Wismantoko: 0813 - 1818 1669

- Nilam Anis Suwari: 0818 - 0424 0161

- Bahar Sukoco: 0818 - 0419 5259.

May 01, 2006

PENGACARA2 MTL MERAMBAH JKT
Tidak benar apabila selama ini pengacara hanya didominasi oleh etnis tertentu. Pada situasi krisis seperti ini dimana-mana banyak pengacara dadakan. Kalau diruntut mendalam banyak pakar mengatakan bahwa hal tersebut dikarenakan kekayaan Indonesia yang melimpah sehingga penduduk tidak perlu bekerja keras untuk hidup. Lain halnya dengan negeri samurai dimana ada mendidik anak-anaknya disiplin, menghargai apa yang ada dengan suatu ungkapan yang kurang lebih begini: SATU BERAS YANG JATUH DI JALAN JANGANLAH DISIA-SIAKAN. Sangatlah kontras dengan lagu Koes Plus yang berjudul: KOLAM SUSU..

Itu terjadi pula di lingkungan kami, muntilan bahkan untuk lingkungan yang lebih dekat dengan keseharian kami, Rumah Pelangi. Penggiat yang selama ini rajin adalah mereka-mereka yang berstatus pengacara, lha bagaimana tidak...kalau dirumah malahan dimarahi orang tua...ya ngluyur aja di Rumah Pelangi dengan semangat tinggi. Itu pula yang menyebabkan ada isu-isu sinis tentang keberadaan Rumah Pelangi.

Menjelang acara World Book Day di Senayan, Jakarta, kawan-kawan disini yang terlibat untuk itu baru pula merasakan perlunya bergerak untuk sekedar mendapat uang.

Adalah Purnomo, seorang remaja usia 19tahunan lulusan SMP dan tinggal di Dusun Kadirojo, dusun tempat komunitas berada. Awalnya dia mempunyai pekerjaan sebagai penjual pasir Merapi dengan cara menjadi kernet angkutan pasir dan menawarkan/menerima pesanan pasir. Tepatnya mulai kapan, dia sudah tidak menekuni kegiatan tersebut dan sering sekali dalam keadaan siap siaga apabila diperlukan. Ataukah berhentinya dia karena terlalu akrab bergaul dengan kawan-kawan disini dan membaca buku tentang Lingkungan? Ketika ada agenda WBD dan kutawarkan kepada siapa saja yang berminat untuk ikut, dia termasuk yg pertama mengacungkan jari. Namun apa daya, wong tidak punya uang saku cukup. Beberapa hari ini, secara kebetulan pula di jalan ujung masuk dusun didirikan pos ojek. Dia rutin nongkrong disana untuk menawarkan jasa ojek. Berapa kah uang seharian yang didapat kemarin, hari Minggu 26 Januari 2006 semenjak jam 9 pagi sampai menjelang magrib...Rp 5000,-

Lain halnya dengan Ichwan. Pekerjaan sehari-hari adalah membuat kerajinan batu berupa lampion taman dan sebagainya. Kegiatan di luar itu adalah mengelola perpustakaan di Madrasah tempat kampungnya berada dan sering tidur disana. Sangat getol mengupayakan adanya buku-buku baru. Ichwan ini selalu bergelora apabila diminta membantu Rumah Pelangi ketika ada kegiatan, ada pada masa-masa kritis..
Sebenarnya beberapa hari lalu dia mendapatkan proyek untuk membuat kerajinan batu seperti biasa, namun karena semangat untuk datang ke kota besar, kota nomer 1 di indonesia, proyek kerajinan tersebut dialihkan ke temannya.

Sebagai tambahan lain adalah Purnomo dan Desi (cewek atau cowok hayoo) pernah pula memenangi juara pertama sebuah kejuaraan terbuka di DIY yang diselenggarakan oleh suatu institusi di Yogyakarta yang nota bene lain wilayah administratif dengan Muntilan. Apakah kejuaraan itu.....silahkan tunggu imel-imel berikutnya....

oh ya, berkenaan dengan surat sebelumnya tentang dimungkinkannya partisipasi rekan lain untuk kesuksesan Rumah Pelangi merambah Jakarta sudah bergaung dan ada teman yang menawarkan kameranya untuk digunakan. Terima kasih untuk itu. Ada pula Rumah Pelangi juga menyediakan tempat dan waktu bagi siapa saja yang mau menunggu stan atau melakukan kegiatan berkenaan dengan stan tersebut. Pilihan waktu dapat menyesuaikan.

Ingin tau sedikit cerita tentang Rumah Pelangi. Coba klik aja:
www.rumahpelangi.blogspot.com

masih penasaran pula dengan Rumah Pelangi? Makanya hadir dong di acara World Book Day, 2 - 5 Maret 2006 di Kantor DikNas, Senayan, Jakarta. Ingat baik-baik petunjuk hurufnya: R - U - M - A - H P - E - L - A - N - G - I. Jangan sampai terlewatkan. Adapun disana kami melakukan pameran lukisan DINI KAMILASARI bertema: MENCARI SAHABAT SEJATI...
Banyak pula pernik-pernik cantik buatan teman-teman Rumah Pelangi yang sangat sayang apabila tidak dikoleksi...

sampai ketemu di senayan...

March 31, 2006


PIN EDISI SPESIAL
(Dini Kamila Sari)

February 24, 2006

DESA MENGEPUNG KOTA
Ingatkah kawan akan jargon tersebut diatas?

Ya, mungkin itu juga yang bisa dijadikan judul ketika kami dari RUMAH PELANGI akan menyerbu Jakarta pada saat acara WORLD BOOK DAY yang diadakan pada tanggal 2-5 Maret 2006 besok di Jakarta di Gedung Diknas, Jln. Sudirman, Jakarta.

Awalnya adalah suatu rasa malas untuk pergi ke Jakarta. Namun setelah dipikir-pikir, ternyata memang kami harus ke Jakarta. Dan teman-teman disini sangat bersemangat untuk menyemarakkan acara tersebut. Adapun akhirnya ada 6 orang siap menjadi bonek ke sana. Ya, seperti biasalah...modal nekat.

Namun demikian untuk mensukseskan acara WBD tersebut diatas, kami menggarapnya tidak main-main. Ada beberapa usulan yang sedang digarap untuk mempersiapkan hal tersebut.

Adapun disitu RUMAH PELANGI akan menggelar stand PAMERAN LUKISAN seorang anak yang aktif di komunitas kami bernama DINI KAMILASARI, kelas 3 SD N 2 Muntilan. Dia dua kali mendapatkan penghargaan internasional dari Jepang, beberapa kali lingkup nasional, Agustus 2005 kemarin juga baru saja diundang DikNas sebagai salah seorang anak berbakat nasional.

Selain itu kami juga merencanakan melelang salah satu lukisan dari DINI KAMILASARI dimana hasil yang didapat akan diberikan pada pelukisnya sendiri untuk kebutuhan sekolahnya dan sebagian disumbangkan RUMAH PELANGI untuk peningkatan kinerja. Hari-hari ini DINI KAMILASARI sedang disibukkan sebagai salah seorang figuran untuk syuting sebuah rumah produksi dalam pembuatan film layar lebar. Apabila memang ada beberapa peminat lukisan, direncanakan pada hari Minggu pagi (5 Maret 2006) DINI akan kita hadirkan di Jakarta pula pada acara tersebut.

Apakah hanya lukisan yang akan kami tampilkan. Wooowww...tentu saja tidak...RUMAH PELANGI mempunyai produk-produk berkenaan dengan acara tersebut...

Apakah masih juga hanya itu...woowww....tentu saja tidak...RUMAH PELANGI akan mencoba mengemas lukisan DINI, produk-produk, dekorasi, relawan2 yang terlibat dalam suatu cerita bertema: MENCARI SAHABAT SEJATI.

Siapakah sahabat sejati itu??? Kami menemukannya sebagai PENGETAHUAN. Seseorang yang mempunyai pengetahuan mendalam mestinya akan semakin menyadari akan keberadaan orang lain, akan lingkungan sekitar. Salah satu cara untuk itu adalah MEMBACA....

Heee..heee...teman-teman disini juga masih bingung nich, mo ke Jakarta menggunakan apa? Bisa jadi berganti-ganti kendaraan untuk sampai ke sana asal hemat sampai tujuan.

Apakah ada yang tertarik untuk mengetahui perkembangan RUMAH PELANGI di WORLD BOOK DAY?? Simak selalu ya cerita dari kami.

Tertarik berpartisipasi???
Waaaawww...alangkah senangnya kami dari RUMAH PELANGI...
Apa saja sich yang diperlukan untuk mensukseskan acara tersebut:

1. Laptop digunakan untuk menampilkan wajah RUMAH PELANGI secara keseluruhan...karena selama ini gambaran tentang RUMAH PELANGI hanya ada di CD dan tidak mempunyai gambar-gambar cetak yang representatif...
adakah rekan-rekan yang pada tanggal 1 - 6 Maret laptopnya bisa diperbantukan???

2. Kamera digital / handicam....seperti biasanya pada setiap event yang pernah kita ikuti salah satu kelemahan RUMAH PELANGI adalah dari segi dokumentasi. Sering kali kegiatan yang diselenggarakan tidak terekam dan apabila terekam ya biasanya karena kebetulan ada rekan membawanya..

3. Relawan untuk bahu membahu dengan teman-teman dari RUMAH PELANGI untuk bersama-sama terlibat dalam stand RUMAH PELANGI..

4. Bantuan bentuk lain....oh ya, seperti halnya komputer...ada beberapa hal yang menyebabkan kami harus selalu berdekatan dengan benda ini setiap malam karena beberapa tugas yang harus diselesaikan baik berhubungan dengan WBD maupun untuk mengerjakan yang lain.
Printer berwarna....sehubungan dengan WBD, RUMAH PELANGI tidak dapat ketinggalan untuk menggunakan alat ini setiap malamnya..

Bentuk lain lagi.... apa yaaa... banyak dech bentuk partisipasi untuk mensukseskan acara tersebut.

Kapan kami sampai Jakarta...kemungkinan hari Rabu sore..

Ech....jadi inget kalo belum minta ijin panitia untuk bertanya apakah dimungkinkan membuka lelang lukisan...apakah ada fasilitas khusus untuk itu..

ingin tahu harga lukisan...wah kayaknya harus datang dech ke WBD...

ingin mengetahui lebih lanjut tentang rencana dan ingin berpartisipasi untuk RUMAH PELANGI? Dapat menghubungi:

Gunawan 0818 - 0272 3030
imel: RumahPelangi@yahoo.com

sampai sini dulu kawan...sampai ketemu di episode selanjutnya...thx..

January 19, 2006



SUVENIR PIGURA,

lihat gambar lain, dapat klik:

http://pg.photos.yahoo.com/ph/rumahpelangi/my_photos



NOTES HIJAU

gambar yang lain, klik:

http://pg.photos.yahoo.com/ph/rumahpelangi/my_photos